Minggu, 24 Mei 2009

Jawaban Remed Geografi

1.Terumbu Karang banyak terdapat di daerah tropis dibandingkan didaerah subtropis, jelaskan ?
Karena salah satu komponen terpenting dalam pembentukan Terumbu Karang adalah Alga. dan juga sinar matahari dengan intensitas yang berbeda dapat mempengaruhi jumlah terumbu karang. Hal itu karena sinar matahari di daerah tropis lebih banyak daripada di subtropis, sehingga membuat terumbu karang lebih banyak di daerah tropis.


2.Jelaskan asal mula terbentuknya atol?
pembentukan Atol berawal dari karang tepi yang seringkali terdapat di sekeliling pulau vulkanis. ketika permukaan dasar laut turun, pulau tenggelam secara perlahan, tetapi terumbu karang tetap tumbuh keatas. Atol merupakan tahap akhir dari terumbu yang terbentuk ketika daratan tenggelam ke dasar laut, menyisakan cincin karang.


3.Sebutkan dan jelaskan morfologi laut ditinjau dari kedalamannya?
Zona Litoral : yaitu bagian lautan yang terletak di antara kondisi saat air laut pasang naik dan pasang surut.


Zona Neritik : yaitu bagian lautan yang dalamnya berkisar 50-150 m. wilayah ini dapat ditembus oleh cahaya matahari sehingga kehidupan hewan dan tumbuhan paling banyak berada di wilayah ini.

Zona Batial : yaitu bagian lautan yang dalamnya 150-2000 m, sehingga cahaya matahari tidak dapat menembus sampai dasar laut. jenis binatang ,masih dapat hidup di kedalaman ini, tetapi tumbuhan jauh berkembang dibandingkan zona neritis.

Zona Abisal : ialah bagian lautan yang dalamnya lebih dari 2000 m, suhu di wilayah ini sangat rendah , sehingga sudah tidak ada lagi tumbuhan. beberapa hewan laut ada yang mampu hidup di zona ini.

Basin : ialah dasar laut yang dalam berbentuk seperti baskom besar.

4.Sebutkan beberapa tipe pantai beserta contohnya?
Pantai Datar : pantai datar adalah pantai dengan kondisi bentuk pantai yang mendatar. pantai ini banyak dijumpai di Indonesia, seperti halnya di Ancol (DKI Jakarta) dan pantai Anyer.


Pantai Laguna : pantai laguna adalah pantai yang menyerupai bentuk seperti danau di dekat pantai. pantai tersebut seperti tertutup oleh lingkaran batu karang yang menghalangi ombak dari lautan lepas langsung masuk ke pantainya. biasa juga disebut danau laut atau laguna. Contoh : Laguna Glenrock, Australia.

Pantai Berpasir : pantai berpasir adalah bentuk pantai yang landai atau datar dengan dominasi pasir yang sangat banyak. misalnya pantai Parangtritis di Yogyakarta.

Pantai Curam : Pantai curam adalah pantai yang berbentuk dinding-dinding yang curam. ombak di pantai ini dapat menghantam dinding tersebut yang lama kelamaan mengakibatkan bentukan-bentukan yang curam. Pantai curam terdapat di selatan Jawa dan Barat Sumatra.

Pantai Fyord : Pantai Fyord adalah pantai yang mempunyai bentuk seperti huruf U yang curam. pantai ini terjadi akibat adanya proses pencairan es menuju laut di negara beriklim dingin. contoh : Fyord Sogne, Norwegia.

Pantai Estuaria : Pantai Esturia adalah pantai yang berbentuk seperti corong. pantai ini terdapat di muara sungai atau tempat bertemunya air sungai dan air laut. pantai Estuaria adalah wilayah yang memiliki keanekaragaman yang tinggi.

5.Mengapa pada daerah estuaria kadar salinitasnya rendah?
Karena air laut yang salinitasnya tinggi, bercampur dengan air sungai, yang merupakan air tawar yang berkumpul di muara sungai dan membuat salinitas air laut berkurang.


6.Mengapa temperatur air laut bervariasi?
Hal itu disebabkan karena kedalaman laut yang berbeda, karena semakin dalam laut maka makin rendah temperaturnya, karena intensitas cahaya mataharinya rendah/sulit tembus, berbeda dengan laut dengan kedalaman rendah temperaturnya pasti lebih tinggi. Selain itu iklim juga mempengaruhi, temperature air laut didaerah kutub pasti berbeda dengan temperature laut di daerah tropis.


7.Mengapa perairan di sekitar padang lamun relative lebih tenang?
karena di daerah Padang Lamun, terdapat banyak pasir dan lumpur, karena itu kekuatan arus laut sudah tertahan oleh pasir dan lumpur. dapat dikatakan kekuatan ombak ditahan oleh pasir dan lumpur. karena itu Padang Lamun digunakan untuk para hewan berkembang biak.


8.Apa fungsi dari mangrove bagi ekosistem?
- penyedia nutrien bagi biota perairan

- tempat perkembangbiakan berbagai macam ikan
- penahan abrasi- penyerap limbah- pencegah intrusi laut
- penahan amukan angin topan dan gelombang yang besar

9.Mengapa di Selatan Jawa tidak terdapat Hutan Mangrove?
tumbuhnya hutan Mangrove adalah tumbuhan yang dapat hidup di pesisir pantai salah satunya adalah terlindungi dari gempuran ombak dan arus pasang surut yang kuat. Akan tetapi di daerah selatan Jawa, gempuran ombaknya sangat kencang dan hal ini dapat dibuktikan/dilihat bahwa pantai di Selatan Jawa adalah pantai yang langsung menuju Samudera Hindia yang membuat gempuran ombaknya memang kencang. Tetapi menurut data dan hasil pantauan saya kondisi bentuk pantainya relatif datar, namun karena gempuran ombak yang kuat, dan tidak memenuhi syarat tumbuhnya mangrove, membuat Hutan Mangrove tidak dapat tumbuh di Selatan Jawa.

Kamis, 07 Mei 2009

Rumput Laut


Rumput laut adalah salah satu sumberdaya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Dalam bahasa Inggris, rumput laut diartikan sebagai seaweed. Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan Gracelaria sp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini diantaranya berada di wilayah pesisir
Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.

Diperoleh dari Wikipedia.org

Padang Lamun



Jika anda ingin mengetahui satu di antara tempat terunik, hijau dan indah di dasar perairan atau jika anda ingin tempat makan mamalia laut langka seperti duyung dan manate, silahkan bersnorkel ria di sekitar padang lamun (seagrass). Duyung atau dikenal dengan nama dugong (Dugong dugong, muller 1776) dan manate (Trichechus manatus) adalah mamalia laut yang hanya mengkonsumsi daun lamun sebagai makanan utama mereka. Namun tidak semua lamun merupakan makanan favorite duyung dan manate. Hanya beberapa jenis lamun yang ukurannya pendek dan kecil seperti Halodule sp. Halophile sp. dan Syringodium sp. yang merupakan makanan favorite duyung. De Iongh et al. (1995) melaporkan jenis lamun Halodule uninervis merupakan makanan utama bagi dugong di perairan timur Ambon. Penelitian lain di perairan Sulawesi Selatan lebih memfokuskan bahwa duyung tidak hanya memakan daun lamun tapi juga rizom dan akar lamun yang merupakan sumber nutrisi utama bagi duyung (Erftemeijer et al., 1993). Dewasa ini teramat sangat sulit melihat duyung sedang makan di tempat alaminya di sekitar padang lamun. Ini karena populasi duyung terutama di Indonesia sudah sangat kecil sekali, kita hanya sesekali pernah mendengar nelayan melihat duyung berenang di sekitar perairan Sulawesi, Irian dan Maluku.
Hal menarik yang dapat kita lihat bahwa padang lamun atau yang di kenal dengan seagrass bukan hanya sebagai tempat mencari makan bagi duyung dan manate tapi juga tempat hidup yang sangat cocok bagi beberapa organisma kecil seperti udang dan ikan. Bahkan penyu hijau (Chelonia mydas) pun sering mengunjungi padang lamun untuk mencari makan. Lantas mengapa padang lamun bisa menjadi tempat yang cocok bagi umumnya hewan kecil ?. Kondisi lamun yang menyerupai padang rumput di daratan ini mempunyai beberapa fungsi ekologis yang sangat potensial berupa perlindungan bagi ivertebrata dan ikan kecil. Daun-daun lamun yang padat dan saling berdekatan dapat meredam gerak arus, gelombang dan arus materi organik yang memungkinkan padang lamun merupakan kawasan lebih tenang dengan produktifitas tertinggi di lingkungan pantai di samping terumbu karang. Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal dengan epiphyte yang merupakan sumber makanan terpenting bagi hewan-hewan kecil tadi. Epiphyte ini dapat tumbuh sangat subur dengan melekat pada permukaan daun lamun dan sangat di senangi oleh udang-udang kecil dan beberapa jenis ikan-ikan kecil. Disamping itu padang lamun juga dapat melindungi hewan-hewan kecil tadi dari serangan predator. Sangat khas memang pola kehidupan hewan-hewan kecil ini di padang lamun yang tidak jarang memberikan konstribusi besar bagi kelangsungan ikan dan udang ekonomis penting. Ini adalah sebagian kecil dari peran penting padang lamun yang menyebar di sekitar perairan pantai Indonesia.
Padang lamun menyebar hampir di seluruh kawasan perairan pantai Indonesia. Anda akan sangat mudah mengenali tumbuhan ini. Padang lamun biasanya sangat mirip dan bahkan menyerupai padang rumput di daratan dan hidup pada kedalaman yang relative dangkal (1-10 meter) kecuali beberapa jenis seperti Halodule sp., Syringodium sp. dan Thalassodendrum sp., yang juga di temukan pada kedalaman sampai dengan 20 meter dengan penetrasi cahaya yang relative rendah. Malah pernah dilaporkan jenis Halophila yang di temukan pada kedalaman 90 meter oleh Taylor (1928) yang ditulis dalam Den Hartog (1970). Namun umumnya sebagian besar padang lamun menyebar pada kedalaman 1 - 10 meter. Di beberapa perairan dangkal, kita dapat menyaksikan padang lamun dengan kepadatan yang cukup tinggi yang memberikan kesan hijau pada dasar perairan.
Untuk tipe perairan tropis seperti Indonesia, padang lamun lebih dominant tumbuh dengan koloni beberapa jenis (mix species) pada suatu kawasan tertentu yang berbeda dengan kawasan temperate atau daerah dingin yang kebanyakan di dominasi oleh satu jenis lamun (single species). Penyebaran lamun memang sangat bervariasi tergantung pada topografi pantai dan pola pasang surut. Anda bisa saja menjumpai lamun yang terekspose oleh sinar matahari saat surut di beberapa pantai atau melihat bentangan hijau yang didalamnya banyak ikan-ikan kecil saat pasang. Jenisnya pun beraneka ragam, yang di pantai Indonesia sendiri, kita bisa menjumpai 12 jenis lamun dari sekitar 63 jenis lamun di dunia dengan dominasi beberape jenis diantaranya Enhalus acoroides, Cymodocea spp, Halodule spp., Halophila ovalis, Syringodium isoetifolium, Thallasia hemprichii and Thalassodendron ciliatum. Dan saya percaya kawasan perairan Indonesia yang sangat luas mempunyai jenis lamun yang lebih dari perkiraan beberapa lembaga penelitian. Sampai kini konsentrasi penelitian terhadap jenis-jenis lamun dan ekosistem lamun belum sepenuhnya terlaksana. Kurangnya minat beberapa peneliti untuk lebih fokus kearah padang lamun dan minimnya dana penelitian yang di alokasikan ke sektor ini serta minimnya publikasi mengenai padang lamun merupakan penghambat utama bagi pengetahuan dan pemahaman tentang padang lamun kepada masyarakat sementara masyarakat sebagian besar belum sepenuhnya tahu dan mengerti tentang habitat yang satu ini. Padahal kalau mau jujur masysrakat pantai khususnya banyak sekali tergantung pada habitat ini, yang langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi terhadap kebutuhan sehari-hari mereka. Kita mungkin tidak menyadari kalau menurunnya produksi beberapa jenis ikan-ikan dan udang-udang pantai ekonomis Indonesia lebih banyak karenakan semakin menipisnya padang lamun yang merupakan habitat alami dari ikan-ikan pantai seperti ikan berinang (Siganus spp.) atau beberapa udang putih (Penaeus spp.) lainnya.
Terlalu jauh kalau kita mengharapkan bisa sering melihat dugong bermain kembali di sekitar pantai Indonesia, yang padang lamunnya seudah semakin memprihatinkan, oleh pola reklamasi pantai yang sangat marak dan degradasi pantai yang sudah sangat ramai. Namun mungkin kita masih bisa melihat beberapa jenis ikan-ikan kecil bermain dengan cantiknya dibeberapa pantai yang masih terjaga padang lamunnya
Diperoleh dari maruf.wordpress.com
Hutan Hijau yang Beradaptasi
Bagi yang belum pernah mengenal lamun, tanaman yang biasa disebut seagrass ini merupakan tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Karena kemampuan adaptasinya, tumbuhan ini mampu hidup di lingkungan laut atau medium air asin. Disebut padang lamun, karena ia tumbuh dalam satu kawasan luas, yang jika dilihat mirip dengan bentangan padang rumput di darat.Tanaman lamun bisa hidup normal dalam keadaan terbenam, dan mempunyai sistem perakaran jangkar (rhizoma) yang berkembang baik. Mengingat pada dasarnya tak berbeda dengan tanaman darat, maka lamun punya keunikan yaitu memiliki bunga dan buah yang kemudian berkembang menjadi benih. Semuanya dilakukan dalam keadaan terbenam di perairan laut. Hal inilah yang menjadi perbedaan nyata lamun dengan tumbuhan yang hidup terbenam di laut lainnya seperti makro-alga atau rumput laut (seaweed).Untuk bisa hidup normal, akar tanaman lamun cukup kuat menghujam ke dasar perairan tempat tumbuh. Akar ini tidak berfungsi penting dalam pengambilan air –sebagaimana tanaman darat-- karena daun dapat menyerap nutrien (zat gizi) secara langsung dari dalam air lat. Tudung akarnya dapat menyerap nutrien dan melakukan fiksasi nitrogen. Sementara itu, untuk menjaga agar tubuhnya tetap mengapung dalam kolom air, lamun dilengkapi dengan rongga udara.Lamun tumbuh subur terutama di daerah terbuka pasang surut dan perairan pantai yang dasarnya bisa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan patahan karang mati, dengan kedalaman hingga empat meter. Malah di perairan yang sangat jernih, beberapa jenis lamun ditemukan tumbuh di kedalaman 8 hingga 15 meter. Di daratan kita sering melihat, misalnya, hutan pinus. Sejauh mata memandang, hutan tersebut melulu diisi dengan pinus. Di tempat lain, ada pula hutan yang berisi aneka ragam jenis pohon. Demikian juga halnya dengan padang lamun, Di suatu tempat, ia dapat berbentuk vegetasi tunggal, tersusun atas satu jenis lamun yang tumbuh membentuk padang lebat. Sementara di tempat lain, ada vegetasi campuran yang terdiri dari dua hingga dua belas jenis lamun yang tumbuh bersama-sama.Spesies lamun yang biasanya tumbuh dengan vegetasi tunggal adalah Thalassia hemprichii, Enhalus acoroides, Halophila ovalis, Halodule uninervis, Cymodocea serrulata, dan Thalassodendron ciliatum.
Kaya Sumber Daya
Sebagaimana terumbu karang, padang lamun menjadi menarik karena wilayahnya sering menjadi tempat berkumpul berbagai flora dan fauna akuatik lain dengan berbagai tujuan dan kepentingan. Di padang lamun juga hidup alga (rumput laut), kerang-kerangan (moluska), beragam jenis ekinodermata (teripang-teripangan), udang, dan berbagai jenis ikan.Ikan-ikan amat senang tinggal di padang lamun. Ada jenis ikan yang sepanjang hayatnya tinggal di padang lamun, termasuk untuk berpijah (berkembang biak). Beberapa jenis lain memilih tinggal sejak usia muda (juvenil) hingga dewasa, kemudian pergi untuk berpijah di tempat lain. Ada juga yang hanya tinggal selama juvenil. Sebagian lagi memilih tinggal hanya sesaat. Suatu penelitian menunjukkan, jumlah ikan bernilai ekonomis penting yang ditemukan di kawasan padang lamun relatif kecil. Itu berarti bahwa padang lamun lebih merupakan daerah perbesaran bagi ikan-ikan tersebut.Dari sekian banyak hewan laut, penyu hijau (Chelonia mydas) dan ikan duyung atau dugong (Dugong dugon) adalah dua hewan ‘pencinta berat’ padang lamun. Boleh dikatakan, dua hewan ini amat bergantung pada lamun. Hal ini tak lain karena tumbuhan tersebut merupakan sumber makanan penyu hijau dan dugong. Penyu hijau biasanya menyantap jenis lamun Cymodoceae, Thalassia, dan Halophila. Sedangkan dugong senang memakan jenis Poisidonia dan Halophila. Dugong mengkonsumsi lamun terutama bagian daun dan akar rimpangnya (rhizoma) karena dua bagian ini memiliki kandungan nitrogen cukup tinggi.
Peran Terabaikan
Tak ada satu pun jenis tumbuhan dan hewan di dunia ini yang diciptakan Allah tanpa memiliki fungsi dan peran. Begitu pula padang lamun, di alam berfungsi sebagai penghasil detritus (sampah) dan zat hara yang berguna sebagai makanan bagi makhluk hidup laut lainnya. Detritus daun lamun yang tua diuraikan (dekomposisi) oleh sekumpulan hewan dan jasad renik yang hidup di dasar perairan, seperti teripang, kerang, kepiting, dan bakteri. Hasil penguraian ini berupa nutrien yang tercampur atau terlarut di dalam air. Nutrien ini tidak hanya bermanfaat bagi tumbuhan lamun, melainkan juga bermanfaat untu pertumbuhan fitoplankton, dan selanjutnya zooplankton, dan juvenil ikan/udang.Di sisi lain, tanaman lamun mampu mengikat sedimen dan menstabilkan substrat yang lunak. Sebagian hewan memanfaatkan lamun sebagai tempat berlindung, mencari makan, tumbuh besar, dan memijah. Juntaian dedaunan lamun juga berguna menjadi tudung pelindung dari sengatan matahari bagi penghuni ekosistem ini.
Indonesia Sarang Lamun
Di Indonesia, lamun yang ditemukan terdiri atas tujuh marga (genera). Dari 20 jenis lamun yang dijumpai di perairan Asia Tenggara, 12 di antaranya dijumpai di Indonesia. Penyebaran padang lamun di Indonesia cukup luas, mencakup hampir seluruh perairan Nusantara yakni Jawa, Sumatera, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Irian Jaya. Dari seluruh jenis, jenis Thalassia hemprichii merupakan yang paling dominan di Indonesia.Keanekaragaman hayati lamun yang paling tinggi ada di perairan Teluk Flores dan Lombok, masing-masing ada 11 spesies. Jika dibandingkan, maka keanekaragaman hayati lamun di perairan Indonesia bagian timur ternyata lebih tinggi dibandingkan dengan bagian barat. Hal ini diduga karena posisi daerah bagian timur yang lebih dekat dengan pusat penyebaran lamun di perairan Indo Pasifik, yaitu Filipina (16 jenis) dan Australia Barat yang memiliki 17 jenis.Padang lamun memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan bagi berbagai kepentingan, misalnya sebagai tempat kegiatan budidaya laut berbagai jenis ikan, kerang-kerangan dan tiram. Karena pemandangannya yang tak kalah eksotik dibandingkan terumbu karang, padang lamun bisa dijadikan tempat rekreasi atau pariwisata. Ia juga bisa diolah sebagai umber pupuk hijau.
Rentan Kerusakan
Sayangnya, ekosistem ini amat rentan terhadap kemerosotan lingkungan yang diakibatkan kegiatan manusia. Di kawasan pantai, manusia melakukan pengerukan dan pengurugan demi pembangunan pemukiman pantai, indusri, dan saluran navigasi. Ini mengakibatkan rusak totalnya padang lamun. Perusakan habitat di lokasi pembuangan hasil pengerukan akhirnya terjadi. Di samping itu, terdapat dampak sekunder pada perairan laut yaitu meningkatnya kekeruhan air, dan terlapisnya insang hewan air oleh lumpur dan tanah hasil pengerukan. Hewan-hewan air tersiksa dan akhirnya mati.Ancaman juga datang dari pencemaran limbah industri, terutama logam berat dan senyawa organoklorin. Dua jenis bahan berbahaya ini mengakibatkan terjadinya akumulasi (penumpukan kandungan) logam berat padang lamun melalui proses yang disebut magnifikasi biologis. Persis seperti proses penumpukan kandungan merkuri yang menimpa kerang-kerangan di Teluk Jakarta.Selain itu, tindakan manusia yang suka membuang sampah sembarangan ke laut mengakibatkan turunnya kandungan oksigen terlarut di kawasan padang lamun, serta dapat menimbulkan eutrofikasi (peningkatan kesuburan plankton). Hal ini bisa memancing meledaknya pertumbuhan perifiton, sejenis organisme yang hidup menempel di organisme lain. Perifiton yang banyak menempel membuat daun lamun kesulitan menyerap sinar matahari untuk proses fotosintesisnya. Kejadian serupa terjadi jika terjadi pencemaran minyak yang melapisi permukaan daun lamun.Ada pula pencemaran limbah pertanian -terutama pestisida- yang mematikan hewan-hewan yang hidup di padang lamun. Pupuk yang masuk ke perairan laut di mana padang lamun terbentang juga memancing timbulnya eutrofikasi.Padang lamun mungkin kurang populer dibandingkan dengan jenis ekosistem laut lainnya. Tetapi dengan mengetahui peran dan kegunaannya bagi alam dan manusia, kita bisa memahami betapa mengerikannya jika padang lamun juga dirusak dan berkurang habitat hidupnya.
Diperoleh dari duamata.blogspot.com

Rabu, 06 Mei 2009

Mangrove







Apa itu Hutan Mangrove ?
Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English). Secara umum hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai suatu tipe ekosistem hutan yang tumbuh di suatu daerah pasang surut (pantai, laguna, muara sungai) yang tergenang pasang dan bebas pada saat air laut surut dan komunitas tumbuhannya mempunyai toleransi terhadap garam (salinity) air laut.
Tumbuhan yang hidup di ekosistem mangrove adalah tumbuhan yang bersifat halophyte, atau mempunyai toleransi yang tinggi terhadap tingkat keasinan (salinity) air laut dan pada umumnya bersifat alkalin.
Hutan mangrove di Indonesia sering juga disebut hutan bakau. Tetapi istilah ini sebenarnya kurang tepat karena bakau (rhizophora) adalah salah satu family tumbuhan yang sering ditemukan dalam ekosistem hutan mangrove.
Ada apa di hutan Mangrove ?
Flora ekosistem hutan mangrove sangat bervariasi, tetapi pada umumnya adalah flora yang bersifat halofit. Jenis-jenis tumbuhan yang hidup di hutan mangrove antara lain adalah :
Avicenniaceae (api-api, black mangrove, dll)
Combretaceae (teruntum, white mangrove, zaragoza mangrove, dll)
Arecaceae (nypa, palem rawa, dll)
Rhizophoraceae (bakau, red mangrove, dll)
Lythraceae (sonneratia, dll) Sementara fauna ekosistem hutan mangrove juga sangat beragam, mulai dari hewan-hewan vertebrata seperti berbagai jenis ikan, burung, dan hewan amphibia, dan ular sampai berbagai jenis hewan invertebrata seperti insects, crustacea (udang-udangan), moluska (siput, keong, dll), dan hewan invertebrata lainnya seperti cacing, anemon dan koral.
Ekosistem hutan mangrove adalah salah satu ekosistem hutan yang sangat kaya akan flora dan faunanya.
Manfaat Mangrove
Kegunaan hutan mangrove sangat banyak. Beberapa diantaranya dapat disebutkan dibawah ini :
Sebagai peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen.
Sebagai penghasil sejumlah besar detritus bagi plankton yang merupakan sumber makanan utama biota laut.
Sebagai daerah asuhan (nursery grounds), tempat mencari makan (feeding grounds), dan daerah pemijahan (spawning grounds) berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya.
Sebagai habitat bagi beberapa satwa liar, seperti burung, reptilia (biawak, ular), dan mamalia (monyet).
Sebagai penghasil kayu konstruksi, kayu bakar, bahan baku arang, dan bahan baku kertas.
Sebagai tempat ekowisata.
Sebagai ekosistem hutan yang cukup unik, kegunaan hutan mangrove tidak terlepas dari letaknya antara daratan dan laut. Letak itulah yang membuat hutan mangrove berfungsi utama sebagai penahan abrasi air laut dan pengikisan pantai oleh air laut. Sebagai contoh, abrasi air laut telah menyebabkan sekitar 5-10 desa di Indramayu dalam 20 tahun terakhir hilang. Belum lagi data tahun 2007 yang mengungkapkan sekitar 42,6 km daratan pantai dari 114 km garis pantai di Indramayu juga telah tergerus abrasi.
Itu masih disuatu daerah, bagaimana dengan daerah lainnya ? Tanpa hutan mangrove yang berfungsi sebagai penahan abrasi, kita akan melihat garis pantai Indonesia yang terpanjang kedua di dunia (setelah Kanada) sepanjang 81.000 km akan terkikis habis.
Fakta Hutan Mangrove
Pengrusakan dan penghancuran ekosistem hutan mangrove di dunia dan juga di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Di India, Vietnam, dan Filipina sebagai contoh, lebih dari 50% kawasan hutan mangrove telah hancur selama satu abad terakhir ini. Pengrusakan hutan mangrove terjadi dengan sangat cepat dalam kurun waktu terakhir ini, dan hampir semuanya dipicu oleh kepentingan ekonomi.
Di Sundarban, salah satu hutan mangrove terbesar di dunia yang terletak di India, pengrusakan hutan mangrove juga terjadi dengan sangat pesat. Warisan dunia UNESCO (UNESCO world heritage) ini memiliki luas kurang lebih 4200 km2 dan sebagian besar adalah ekosistem hutan mangrove. Disana merupakan habitat banyak flora dan fauna, dan salah satunya adalah Harimau Bengali (royal bengal tiger) yang terancam punah akibat perusakan habitatnya.
Indonesia adalah negara yang mempunyai ekosistem hutan mangrove terluas di dunia dengan luas sekitar 3,8 juta hektar, diikuti Brazil, Australia, Nigeria, dan Mexico. Indonesia memiliki sekitar 40% dari total hutan mangrove di dunia, dan dari jumlah itu sekitar 75% berada di Papua.
diambil dari fertobhades.wordpress.com

Terumbu Karang







Terumbu Karang merupakan salah satu komponen utama sumber daya pesisir dan laut utama, disamping hutan mangrove dan padang lamun. Terumbu karang merupakan kumpulan fauna laut yang berkumpul menjadi satu membentuk terumbu. Struktur tubuh karang banyak terdiri atas kalsium dan karbon. Hewan ini hidup dengan memakan berbagai mikro organisme yang hidup melayang di kolom perairan laut.
Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada didalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia yang tak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari 60.000 km2, yang tersebar luas dari perairan Kawasan Barat Indonesia sampai Kawasan Timur Indonesia (Walters, 1994 dalam Suharsono, 1998).
Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang Dunia (Cesar 1997) dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya.
Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Menurut Cesar (1997) estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah pemanfaatan sumber daya ikan, batu karang, pariwisata, penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah seperti fungsi terumbu karang sebagai penahan abrasi pantai, keanekaragaman hayati dan lain sebagainya.

Indo-Pasifik
Regional Indo-Pasifik terbentang mulai dari Indonesia sampai ke Polinesia dan Australia lalu ke bagian barat ialah Samudera Pasifik sampai Afrika Timur. Regional ini merupakan bentangan terumbu karang yang terbesar dan terkaya dalam hal jumlah spesies karang, ikan, dan moluska.
Berdasarkan bentuk dan hubungan perbatasan tumbuhnya terumbu karang dengan daratan (land masses) terdapat tiga klasifikasi terumbu karang atau yang sampai sekarang masih secara luas dipergunakan.
Terumbu Reef
Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska. Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu ekosistem pesisir. Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.
Karang Coral
Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.
Karang terumbu
Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik (hermatypic coral) atau karang lunak, berbeda dengan batu karang (rock), yang merupakan benda mati.
Terumbu karang
Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis­jenis karang batu dan alga berkapur, bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis­jenis moluska, krustasea, ekhinodermata, polikhaeta, porifera, dan tunikata serta biota-biota lain yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton
Jenis-jenis terumbu karang
1. Terumbu karang tepi (fringing reefs)
Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).
2. Terumbu karang penghalang (barrier reefs)
Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.5­2 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (3. Terumbu karang cincin (atolls)
Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau­pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Menurut Darwin, terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 meter. Contoh: Taka Bone Rate (Sulawesi), Maratua (Kalimantan Selatan), Pulau Dana (NTT), Mapia (Papua)
4. Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)
Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu (Aceh)
Zonasi terumbu karang
Windward reef (terumbu yang menghadap angin)
Windward merupakan sisi yang menghadap arah datangnya angin. Zona ini diawali oleh reef slope atau lereng terumbu yang menghadap ke arah laut lepas. Di reef slope, kehidupan karang melimpah pada kedalaman sekitar 50 meter dan umumnya didominasi oleh karang lunak. Namun, pada kedalaman sekitar 15 meter sering terdapat teras terumbu atau reef front yang memiliki kelimpahan karang keras yang cukup tinggi dan karang tumbuh dengan subur.
Mengarah ke dataran pulau atau gosong terumbu (patch reef), di bagian atas reef front terdapat penutupan alga koralin yang cukup luas di punggungan bukit terumbu tempat pengaruh gelombang yang kuat. Daerah ini disebut sebagai pematang alga atau algal ridge. Akhirnya zona windward diakhiri oleh rataan terumbu (reef flat) yang sangat dangkal.

Leeward reef (terumbu yang membelakangi angin)
Leeward merupakan sisi yang membelakangi arah datangnya angin. Zona ini umumnya memiliki hamparan terumbu karang yang lebih sempit daripada windward reef dan memiliki bentangan goba (lagoon) yang cukup lebar. Kedalaman goba biasanya kurang dari 50 meter, namun kondisinya kurang ideal untuk pertumbuhan karang karena kombinasi faktor gelombang dan sirkulasi air yang lemah serta sedimentasi yang lebih besar.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Terumbu_karang"